Gempa Melanda Turki yang menewaskan 33 ribu orang

Berita124 Views

Kepriterkini.com – Rabu 27 Desember 1939 menjadi hari kehancuran bagi Kota Erzincan, Turki. Penyebabnya adalah gempa dahsyat, yang tak hanya sekali mengguncang, tapi tujuh kali secara berurutan.

Gempa pertama terjadi pada pukul 1.57 dini hari waktu setempat. Kekuatan magnitudonya 7,8. Sementara skala intensitasnya atau MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah XII. Ekstrem!

Pada hari pertama, gempa menewaskan sekitar 8.000 orang. Hari berikutnya bertambah signifikan menjadi 20 ribu orang. Operasi penyelamatan darurat pun dilakukan dengan susah payah.

Dan pada 4 Januari 1940, total korban jiwa mencapai 33 ribu orang, akibat gempa bumi dan badai salju bercampur hujan lebat yang memicu banjir.

“Begitu luas kerusakan yang dialami Kota Erzincan, sehingga situs lamanya sepenuhnya ditinggalkan dan permukiman baru didirikan sedikit lebih jauh ke utara,” demikian dikutip dari situs revolvy.com, Rabu (26/12/2018).

Gempa Erzincan pada 1939 terjadi di Zona Sesar Anatolia Utara (NAFZ), salah satu sesar yang paling aktif di dunia.

Tak hanya guncangannya yang mematikan, lindu memicu pecahnya permukaan sepanjang 360 kilometer yang masih bisa teramati dengan jelas hingga bertahun-tahun setelahnya. Pun dengan longsor, intensitas mikroseismik hingga 11 derajat, tsunami di Laut Hitam dan kehancuran yang tak terbayangkan sebelumnya.

Seperti dikutip dari www.balkangeophysoc.gr, kala itu terjadi anomali cuaca meteorologi di daerah episentral atau pusat gempa. Suhu sangat rendah hingga -30 derajat Celcius, hujan salju deras, angin beku, badai besar. Hal-hal itu menyulitkan upaya penyelamatan.

Kereta gawat darurat yang dikerahkan menolong para korban terhenti di tengah jalan. Gerbong-gerbongnya terkubur salju sedalam 2 meter dekat Sivas. Sementara, hujan salju besar membuat area-area terdampak nyaris beku. Penderitaan penduduk pun kian tak terperi.

Pada hari-hari berikutnya, hujan yang sangat deras terjadi di selatan dan tenggara, memicu banjir yang besar dan semburan lumpur ke bagian selatan, timur, dan tenggara Turki — menambah penderitaan para korban gempa dan memicu kematian lebih banyak orang.

Dalam beberapa tahun ke depan, ada lebih banyak gempa dengan magnitudo 7 ke atas yang mengguncang Turki. Negara tersebut kemudian menerapkan regulasi bangunan yang lebih ketat.

Sebab, mungkin bukan gempa yang membunuh manusia. Namun, kualitas bangunan yang buruk bisa memicu kematian dalam jumlah besar.

Selain di Turki, gempa mematikan pada tahun 1939 juga terjadi di Chile. Lindu dengan magnitudo 7,8 menewaskan setidaknya 30 ribu orang.

(Liputan6.com)