“Kehadiran pemuda Indonesia di mana pun mempunyai dampak terhadap perbaikan masyarakat. Salah satu kontribusi nyata dalam kehidupan di wilayah masing-masing,” kata Asrorun dalam keterangannya, Kamis 27 Desember 2018.
Dia menjelaskan, program tersebut adalah Peraturan Menpora Nomor 20 tahun 2017 dan gerakan revolusi mental. Sehingga pemuda harus bergerak demi mengatasi masalah yang ada.
“Masalah bangsa adalah masalah kita, maka kitalah yang harus menjawab dan memberi solusi,” ungkap Asrorun.
Adapun program ini sudah berjalan sejak 2017. Nantinya para pemuda didorong membangun kemandirian dengan hasil karya, produksi yang menunjukkan kemampuan desa untuk memenuhi kebutuhannya, agar menjadi desa yang kuat dan maju.
“Dengan demikian para pemuda akan terbangun pola pikir untuk tidak bergantung kepada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh orang lain, apalagi bergantung pada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh pemerintah. Melainkan mereka telah mampu menciptakan lahan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain,” jelas Asrorun.
Dia pun berharap, bonus demografi tahun 2030 dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga bukan hanya pemuda desa yang bergerak, tapi juga di kota.
“Kepemudaan menjadi prioritas ke depan tidak hanya para pemuda di desa, tapi juga di perkotaan,” pungkasnya. (Liputan6.com)
